Dulu, saat masih buta sama sekali tentang merawat wajah, saya percaya, ada satu produk magic yang bisa menyembuhkan masalah jerawat. Itu sebabnya, saya selalu mencari dan tak sungkan mencoba bermacam produk. Saat berhenti menemui dokter kulit, saya makin kalap, sebab kondisi muka kian parah; beruntusan, jerawat batu, merah dan gatal. Saya baca banyak ulasan dan mencari produk yang bahkan belum beredar di Indonesia.
Dan hasilya?
Jerawat saya tidak kunjung membaik, malah kian parah.
Loh? Kenapa?
Salahnya saya, hanya fokus di masalah utama; jerawat. Saya mengabaikan tanda-tanda seperti kemerahan, kusam, rasa gatal dan perih sehabis mencuci muka. Saya hanya mencari satu produk, padahal faktanya, tidak ada satu produk di dunia ini yang bisa melakukan semua tugas, seperti membersihkan, melembabkan dan menjaga kulit dari efek radikal bebas.
Ternyata, meski memakai produk paling bagus dan paling mahal sekalipun, namun bila cara saya masih kurang benar, hasilnya tidak akan maksimal. Ibarat melukis, bila kanvasnya tidak bersih, atau alatnya tidak pas, maka hasilnya jauh dari indah.
Nah, sebelum menyalahkan produk yang dipakai tidak cocok, yuk disimak 4 tahapan awal merawat kulit di bawah ini:
Double cleansing merupakan proses membersihkan wajah dengan dua tahap.
Tapi katanya, jangan terlalu sering mencuci muka, minyak alami di kulit kita bakal terkikis, dan justru menimbulkan jerawat. Kok ini malah disuruh mencuci muka dua tahap dalam satu waktu?
Pasti banyak yang berpikir seperti itu. Saya juga dulu begitu. Namun, seiring waktu saya memahami, bahwa satu tahap mencuci muka tidak cukup, terutama bagi teman-teman yang suka memakai make up berlapis-lapis. Bahkan yang cuma memakai sunscreen dan bedak tabur setiap hari pun perlu melakukan double cleanse. Alasannya, komposisi make up yang berbahan dasar minyak atau bersifat anti air (water proof dan matte) tidak langsung hilang dengan busa facial wash. Itu sebabnya diperlukan pembersih ekstra dengan konsenstrasi lebih padat untuk melarutkan kosmetik yang kita pakai sebelum dibilas dengan sabun dan air.
Ada banyak jenis pembersih wajah. Kamu bisa menggunakan pembersih berbentuk oil, gel, balm, milk, atau pun micellar water. Pilihan produk pun bisa disesuaikan dengan tipe kulit kita, semisal, pembersih bentuk gel cenderung aman untuk semua jenis kulit. Milk cleanser cocok dipakai orang yang berjenis kulit sensitif. Pembersih berbahan dasar oil cocok untuk kulit kering dan dehidrasi, dan sebagainya.
Lalu bagaimana menentukan, produk mana yang lebih dulu dipakai saat melakukan double cleansing?
Prinsip sederhananya, gunakan pembersih dengan konsentrasi lebih padat untuk tahap pertama, lalu gunakan pembersih dengan bentuk yang lebih ringan dan lembut untuk tahap kedua.
Pilihan produknya tinggal disesuaikan, mana yang paling cocok di kulit. Semisal, saat ini saya memakai
Banila Co varian Purity sebagai first Cleanser dan
Sensatia Unscented soapless cleanser sebagai second cleanser. Banila Co berbentuk balm. Produk ini ampuh meluruhkan
cushion, sunscreen, dan kotoran yang nempel di wajah saya. Setelah dibilas, saya menggunakan cleanser dari Sensatia Botanica sebagai facial wash.
contoh second cleanser
Apakah pembersihan dua tahap ini mesti dilakukan pagi dan malam?
Tergantung kebutuhan masing-masing, kata saya. Saya sendiri dengan pemikiran tentang tidak boleh terlalu sering mencuci muka, maka proses double cleansing hanya saya lakukan di malam hari atau setelah pulang beraktivitas. Di pagi hari saya hanya mencuci muka sekali dengan pembersih wajah yang ringan dan lembut. Kenapa? Karena pada malam harinya saya tidak menggunakan sunscreen atau make up. Kotoran dan keringat selama tidur cukup dibersihkan dengan facial wash saja.
Toning bermanfaat untuk memberi kesegaran pada kulit wajah setelah dibersihkan. Selain itu, toning juga berguna mengangkat sisa-sisa kotoran yang tidak ikut larut saat mencuci muka. Tak kalah pentingnya, dan suka jadi fokus utama saya saat membeli toner adalah mampu mengembalikan keseimbangan ph kulit. Ph kulit yang seimbang akan memudahkan kulit menyerap produk-produk yang dipakai selanjutnya.
Toning ada dua tahap yaitu, Exfoliating toner dan Hydrating toner.
Exfoliating toner dipakai untuk mengangkat sel kulit mati. Biasanya produk exfoliating itu berbahan dasar acid, seperti bha, aha, ma, atau pha (Penjelasan lebih lanjut tentang acid akan diposting berikutnya). Exfoliation perlu dilakukan karena seiring bertambahnya usia, kemampuan regenerasi kulit kita semakin berkurang. Penurunan kemampuan regenerasi ini memerlukan bantuan dari produk-produk exfoliator.
Contoh Exfoliating Toner
Hydrating Toner merupakan tahapan yang tak kalah penting. Jika Exfoliating toner berfungsi mengelupas sel kulit mati, maka hydrating toner bermanfaat untuk mengembalikan kelembaban kulit yang terkikis saat proses pembersihan dan pengelupasan. Kulit dengan ph seimbang akan lebih gampang menyerap manfaat baik dari produk-produk selanjutnya. Sehingga, tidak ada produk yang tertumpuk di lapisan terluar kulit dan malah menyumbat pori-pori.
|
Contoh Hydrating Toner |
Ada banyak cara mengaplikasikan hydrating toner. Kamu bisa menuang ke kapas atau langsung ke telapak tangan kemudian ditap-tap sampai terasa dingin. Bisa juga digunakan berlapis-lapis ala 7skin method cewek korea atau dengan metode csm.
Satu lagi, jangan sampai salah, micellar water bukan toner meski bentuknya sama-sama cair. Micellar water itu pembersih dalam bentuk cairan.
Moisturizing tidak kalah penting dengan dua tahap perawatan wajah sebelumnya. Kamu boleh skip pemakaian serum, emulsion, essence, tapi tidak dengan pelembab. Kenapa? Sebab pelembab merupakan pengunci keseimbangan kadar air dan minyak di kulit sehingga sepanjang hari wajah terasa lembab dan sejuk. Sebagus apa pun serum yang kita pakai, jika tidak disegel dengan pelembab, maka akan cepat menguap. Bukan itu saja, bahkan air di bawah kulit pun ikut menguap. Faktor cuaca yang ekstrim, air conditioner, polusi udara, maupun terik matahari menjadi penyebab utama tubuh kita mengalami dehidrasi, termasuk kulit wajah. Kulit yang dehidrasi sangat rentan dengan masalah-masalah seperti jerawat, kusam, gatal, kemerahan, perih dan masih banyak lagi.
Tapi, kulit berminyak apa butuh moisturizer lagi? Bukannya makin berminyak ya?
|
Ceradan Hydra cream |
|
Klairs Midnight Blue Calming Cream |
Dulu saya juga berpikir serupa. Namun dengan melewatkan pemakaian pelembab, sebum di kulit wajah saya malah makin banyak. Ditambah rasa panas dari bawah kulit, kusam, kemerahan, gatal juga perih. Setelah mengikuti saran para skincare guru untuk menggunakan pelembab secara teratur dengan takaran yang pas, siapa sangka, kondisi kulit saya justru membaik. Seharian wajah terasa sejuk, nyaman, dan minyak lebih terkontrol. Itu sebabnya, tahap moisturizing menjadi sangat penting. Coba saja teman-teman mengikuti wasiat para skincare itu?
Perubahan iklim belakangan ini sangat ekstrim. Terik matahari yang kian menyengat, seperti menyedot isi kepala dan melelehkan kulit. Sementara, senantiasa berada di ruangan tertutup juga tidak menjadi jaminan kulit terlindung dan aman. Itu sebabnya, tahap terakhir dan tak kalah penting dari tahap perawatan kulit sebelumnya adalah menggunakan sunscreen.
Sinar ultraviolet disebut-sebut sebagai pemicu kulit keriput, dark spot, atau pun kekeringan. Hal-hal yang selalu menjadi momok bagi siapa pun, terutama perempuan. Sebagus dan semahal apa pun serum yang dipakai, semua tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak dilindungi dari sinar matahari. Bahkan para dokter kulit dan kecantikan mengharuskan pasiennya untuk memakai sunscreen selama mengikuti treatment darinya.
Ada dua jenis sunscreen yang bisa dipilih, yaitu phisical sunscreen dan chemical sunscreen. Phisical sunscreen melindungi kulit dengan cara menghalangi dan memantulkan sinar matahari dari permukaan kulit. Biasanya tekstur Phisical sunscreen itu kental dan menyebabkan white cast saat diaplikasikan. Phisical sunscreen biasanya ditandai dengan komposisi
titanium dioksida dan zinc oksida di dalamnya. Sementara
Chemical sunscreen menggunakan filter kimia sebagai bahan aktif dan melindungi kulit dengan cara menyerap sinar matahari atau menyebar sinar UV A dan UV B lalu mengubahnya menjadi energi panas yang akan dilepas lewat permukaan kulit.
Chemical sunscreen ini disebut juga filter organik dengan tekstur lebih cair dan gampang meresap ke bawah kulit ketimbang
Phisical sunscreen.
Contoh Sunscreen
Memang, butuh waktu lebih lama untuk melakukan rutinitas di atas. Saya sendiri butuh waktu lebih dari 15 menit untuk melakukannya di pagi hari, dan lebih dari itu saat malam hari. Namun, mengingat hasil yang didapat setelah melakukan rutinitas tersebut, saya merasa tidak masalah. Malah, aktivitas ini menjadi keasyikan tersendiri saat ini. Bagaimana dengan teman-teman?