Beberapa waktu lalu, tanpa sengaja, saya bertemu teman lama. Setelah bersapa-tanya kabar, hal pertama yang dia katakan: "Wajahmu membaik, PAKAI APA?"
Andai saja jawabannya sesederhana pertanyaan itu.
Memangnya sesusah apa sih?
Hmmm, mungkin bisa dianalogikan dengan seorang Chef yang ditanya kalau masak pakai panci apa, pakai pisau merek apa atau pakai tungku apa.
Gampang sih menyebutkan satu merek skincare, tapi saya tidak melakukannya. Ada semacam tanggung jawab andai dia mencontoh jawaban asal saya itu atau mengabarkan cerita saya ke orang lain. Karena itu saya cuma tersenyum dan bilang, "Mau tau aja apa mau tau banget?" (Oke, dalam hal ini, saya memang garing, hehehe...)
Well, kali ini saya ingin berbagi pengalaman mengatasi jerawat. Problematika jerawat ini lumayan berdampak ke saya, seperti menurunnya kepercayaan diri, tidak bisa eksplorasi diri, dan parahnya malu bergaul. Iya sih, siapa juga yang ga mundur, tiap kali bertemu orang-orang, hal pertama yang ditanya, "Mukamu kenapa? Kamu lagi sakit ya? Mukamu kayak kena cacar-- dsbnya, dsbnya. Dulu pun saya sering membatalkan ajakan kencan karena malu sama jerawat.
Hal yang paling menyebalkan ketika ada yang seenaknya bilang; makanya kamu rajin merawat muka; Jangan malas cuci muka; Jangan jorok; dan bla-bla-bla...
Sering saya gemas dan pengen melempar semua produk-produk skincare dan obat-obatan saya ke mereka. Pengen juga ngasih liat gimana saya berjuang melawan segala pantangan makanan yang dianggap pemicu jerawat. Saat orang dengan syahdu menikmati udang atau kepiting, saya cuma bisa makan sayuran--yang sumpah tidak enak banget. Andai yang ngomong itu melihat usaha saya mempraktikan semua tips bebas jerawat mulai dari yang biasa sampai yang luar biasa dengan disiplin, apa masih sanggup nyeletuk nyelekit kayak di atas?
Bisa dibilang, seseorang yang mengalami masalah jerawat mungkin orang yang paling higienis, paling disiplin, paling bersih dalam segala hal. Mereka mencuci tangan tiap saat, ganti sarung bantal tiap malam, selalu sedia tisu, tidak mau kena matahari, bawa masker, dsbnya. Saya juga dengan tekun membaca banyak artikel, mencari informasi bagaimana caranya mengatasi jerawat. Bahkan doa-doa saya begitu sederhana-- Semoga jerawat saya semakin berkurang.
Sebagai gambaran--I am an acne fighter since I was in Senior High School. Bahkan pernah berada di tahap jerawat semuka, besar-besar, bernanah, dan mendenyut. Melihat muka sendiri di cermin rasanya terteror. Tahun 2005 saya pun memutuskan berobat ke dokter. Selama sepuluh tahun saya menggantungkan kepercayaan diri pada tube-tube krim racikan. Pindah kota, ganti dokter kulit. Tapi kondisi wajah tidak juga menenangkan hati. Selain jerawat, wajah saya juga mengalami masalah seperti berminyak parah, perih, dan skin tone yang merah padam mirip kepiting rebus.
Disclaimer:
- Saya tidak akan menyebutkan merek tertentu, karena seperti alasan di atas, skincare itu masalah cocok-cocokan.
- Sekarang pun, jerawat masih suka ada (satu atau dua), dan biasanya muncul menjelang haid atau saat stres. Belum lagi dosa-dosa bekas jerawat, hehehe... Jadi tips ini tidak berlaku untuk yang berekspetasi luar biasa.
1. Pemahaman diri
Dulu, saya dan teman-teman kalau bercanda, suka nyeletuk begini; "Jadi intinya, boy... pemahaman diri." Tapi kali ini saya serius. Mengatasi berbagai masalah kulit termasuk jerawat tak cukup dengan konsultasi ke dokter atau beauty counsellor. Kamu perlu memahami kebutuhan kulit wajahmu. Dokter hanya bisa mendiagnosa, kamulah yang paling tahu tentang tubuh dan kulit wajahmu. Minimalnya, ketika berkonsultasi dengan para ahli, kamu tahu menyampaikan masalahmu secara konkret. Serius. Itu akan banyak membantu proses penyembuhan.
Dulu, saya juga mengira, cukup memikirkan cara mengumpulkan uang lalu melakukan pengobatan pada ahli kulit. Setelah sepuluh tahun, nyatanya, masalah jerawat saya tidak membaik.
Pemahaman yang saya maksud adalah, kepekaan untuk "mendengar" sinyal-sinyal yang disampaikan tubuh kita. Sesungguhnya tubuh kita ini cerdas. Ia memiliki mekanisme menyembuhkan diri sendiri. Masalah yang mendadak muncul bisa saja "isyarat" bahwa ada yang salah dengan tubuh kita. Jujur, saya baru tahu, beruntusan atau jerawat kecil-kecil bisa jadi pertanda muka lagi dehidrasi. Atau ternyata, wajah yang berminyak parah tidak harus dibasmi dengan produk oil free. Berminyak bisa jadi pertanda kulit lagi dehidrasi, yang terbaca oleh tubuh sebagai kekurangan pelumas sehingga kulit pun memproduksi sebum lebih banyak. Jadi tindakan yang harus dilakukan justru kebalikannya. Bukan mengurangi jumlah pelembab yang dipakai, namun justru menambahnya. Contoh lain lagi, muka saya bakal ikut meradang jika asam lambung kumat. Begitu juga saat stress atau kurang tidur.
2. Sabar
Tahukah kamu kalau regenerasi sel kulit memerlukan waktu empat minggu? Dan semakin bertambahnya usia, maka kemampuan regenerasi sel kian menurun.
Jika kamu tengah mencoba produk skincare baru, selama tidak menimbulkan reaksi negatif seperti perih, rasa burning, gatal, sebaiknya dirutinin pemakaiannya. Perhatikan pula cara aplikasi produk skincare yang benar. Setelah itu, baru kamu bisa mempertimbangkan apa produk itu cocok buat kamu atau tidak.
Salah satu kunci agar tetap bersabar adalah dengan menjarangkan diri melihat cermin. Ini serius. Semakin jarang bercermin, maka makin sedikit kekurangan di wajahmu yang berhasil kamu perhatikan, dan kesabaranmu pun kian panjang.
3. Cari produk yang sesuai
Mungkin ini bagian tersulit, dan agak kontra dengan tips nomor dua. Kenapa kontra? Salah satu cara mencari tahu suatu produk sesuai dengan kita atau tidak ya dengan dicoba. Lalu dengan banyaknya produk yang beredar di pasar, review para beauty blogger, artikel-artikel kecantikan maka semakin bingung kita dibuatnya. Sebaiknya sampai kapan terus "mencari" padahal waktu untuk mencoba satu produk itu perlu satu atau dua bulan sampai kita tahu produk itu tidak cocok dengan kita? Terus harus berapa duit yang dikeluarkan untuk tahap coba-coba ini?
Saya mengeliminasi produk skincare over the counter (otc) dengan banyak membaca, selain artikel juga ulasan orang-orang yang pernah mencoba produk tersebut. Saya membuat daftar nama produk, komposisi di dalamnya (ini berhubungan dengan tips nomor empat), dan fungsi produk tersebut. Setelahnya saya cocokkan dengan kondisi kulit saya. Kemudian saya mempertimbangkan harga. Produk dengan fungsi yang hampir sama namun range harganya berbeda akan berada di urutan terbawah untuk dicoba.
4. Teliti Komposisi produk
Tips ini berkaitan dengan tips ketiga. Setelah mencoba bermacam produk, akhirnya saya tahu, kulit saya tidak bisa mentolerir produk yang mengandung Alcohol dan Fragrance. Selain itu juga tidak bisa pakai produk chemical peeling semacam AHA, BHA dengan dosis tinggi. Dengan pengetahuan ini, saya mengeliminir produk-produk yang mengandung bahan-bahan aktif tersebut. Kamu bisa memanfaatkan website cosdna.com untuk meneliti kandungan suatu produk dan skala iritasinya bagi kulit.
Selain itu cari tahu juga tentang komposisi apa yang tidak boleh dipakai bersamaan. Kalau dipakai bersamaan bisa jadi redundant atau malah saling kontra. Ketahui juga ada produk yang khusus dipakai malam hari dan tidak bisa terkena cahaya matahari, ada pula produk yang aman dipakai kapan saja.
5. Pakai Sunblock
Sebagus apa pun skincare yang kamu pakai, tidak akan berguna kalau kamu tidak melindungi wajah dari sinar matahari.
Banyak mitos beredar kalau sunblock menyebabkan clogged pore yang memicu jerawat. Itu sebabnya banyak yang enggan memakai sunblock.
Dari banyak artikel yang saya baca, agar kulit tidak berjerawat saat memakai sunblock, jangan lupa melakukan double cleansing. Jadi penyebab jerawat bukan sunblocknya, melainkan karena tidak dibersihkan dengan benar setelah pemakaiannya. Bahkan berdasarkan review yang saya baca, ada orang yang bekas jerawatnya memudar setelah rajin menggunakan sunblock.
Untuk penderita jerawat, saya sarankan untuk memilih sunblock jenis phisical. Memang sih terasa tidak nyaman karena tekstur dan white castnya. Tapi bisa diakalin kok dengan menggunakan bedak tabur setelahnya. Jadi sunblock ini bisa dijadiin base sebelum kamu aplikasikan bedak.
Begitulah tips-tips dari saya. Mungkin banyak yang tidak puas membacanya, tapi biar saya kasih tahu-- Tidak ada produk yang benar-benar cocok bagi semua orang. Jenis kulit, lingkungan tempat tinggal, kondisi air dan udara, dan faktor lainnya menyebabkan saya cocok menggunakan produk A, sementara kamu tidak atau kamu cocok pakai produk B sementara di saya malah bikin breakout.
Ada banyak referensi untuk dibaca dan dipelajari. Saya sendiri suka nongkrong di
www.femaledaily.com meski cuma jadi member pasif. Hal yang paling penting, jangan membandingkan dirimu dengan orang lain, apalagi artis korea. Tidak ada gunanya dan malah bikin down.
Yakin deh, orang lain juga problematika sendiri-sendiri seperti kita. *backsoundnya lagu Christina Aquilera yang Beautiful*